Jumat, 08 April 2016

Kebudayaan Mentalitas & Kebudayaan

KEBUDAYAAN MENTALITAS & KEBUDAYAAN

APAKAH GOTONG-ROYONG ITU SEBENARNYA?

Apakah sebenarnya gotong-royong itu?

Konsep gotong-royong merupakan suatu konsep yang erat sangkut-pautnya dengan kehidupan rakyat indonesia sebagai petani dalam masyarakat agraris. Istilah gotong-royong untuk pertama kali tampak dalam bentuk tulisan dalam karangan-karangan tentang hukum adat dan juga dalam karangan-karangan tentang aspek-aspek sosial dari pertanian(terutama di Jawa Timur) oleh para ahli pertanian belanda lulusan Wageningen.

GOTONG-ROYONG DALAM BERCOCOK TANAM

                Dalam kehidupan masyarakat desa di Jawa, gotong-royong merupakan suatu sistem pengerahan tenaga tambahan dari luar kalangan keluarga,untuk mengisi kekurangan tenaga pada masa-masa sibuk dalam lingkaran aktivitas produksi bercocok tanam di sawah.
Untuk keperluan itu, dengan adat sopan-santun yang sudah tetap,seorang petani meminta beberapa orang lain desanya misalnya dalam mempersiapkan sawahnya untuk masa penanaman yang baru( memperbaiki saluran-saluran air dan sebagainya). Petani tuan rumah hanya harus menyediakan makan siang tiap hari kepada teman-temannya yang datang membantu itu,selama pekerjaannya berlangsung. Konpensasi lain tidak ada, tetapi yang minta bantuan itu harus mengembalikan jasa itu dengan membantu semua petani yang diundangnya tadi, tiap saat apabila mereka memerlukan bantuannya. Sistem gotong-royong sebagai suatu sistem pengerahan tenaga seperti itu, amat cocok dan flexibel untuk teknik bercocok tanam yang bersifat usaha kecil dan terbatas,terutama waktu unsur uang belum masuk ekonomi pedesaan.Di desa-desa di Jawa ,kerjasama tolong-menolong dalam bercocok tanam seperti  itu biasanya dilakukan antara para petani yang memiliki bidang-bidang sawah yang berdekatan letaknya.
Dengan masuknya uang menjadi unsur penting dalam kehidupan ekonomi pedesaan,yang di beberapa daerah di Jawa sudah mulai dalam abad ke-19 yang lalu,seorang  ahli pertanian Belanda yang pernah bekerja di daerah Blitar Jawa Timur bernama G.H van der Kolff menulis dalam tahun 1920, bahwa di daerah pedesaan di Blitar itu banyak petani mulai meninggalkan adat gotong-royong dalam produksi pertanian, dan menganggap lebih praktis  untuk menyewa saja buruh tani yang diberi upah berupa uang. Dalam tahun 1920, di daerah Blitar jasa buruh tani juga banyak ditawarkan oleh penduduk wanita di desa-desa. Mereka banyak dikerahkan  untuk pekerjaan memindahkan bibit padi dari pesemaian untuk ditanam di sawah, mereka juga di upah harian berupa uang.

Aktivitas-aktivitas gotong-royong di beberapa desa di  Jawa Tengah   bagian Selatan dalam tahun 1958 dan 1959.Di desa-desa daerah itu , gotong-royong disebut sambatan. Istilah sambatan itu berasal dari kata sambat yang artinya “minta bantuan”.
Di daerah Karanganyar-Kebumen , isitilah gotong-royong baru saja dikenal oleh para petani disana ketika tiga-empat tahun sebelumnya istilah itu diintroduksi di daerah itu selama kampanye pemilu berlangsung.



AKTIVITAS TOLONG-MENOLONG LAIN DALAM MASYARAKAT DESA


1.     Aktivitas tolong-menolong antara tetangga yang tinggal berdekatan, untk pekerjaan-pekerjaan kecil di sekitar rumah dan pekarangan.Misalnya:menggali sumur,mengganti dinding rumah dan sebagainya. Di daerah Karanganyar disebut dengan istilah guyuban.
2.     Aktivitas tolong-menolong antara kaum kerabat utuk menyelenggarakan pesta sunat, perkawinan atau upacara-upacara adat sekitar titik-titik peralihan pada lingkaran hidup individu. Adat tolong-menolong antara kaum kerabat seperti itu di daerah Karanganya disebut njurung.
3.     Aktivitas spontan tanpa permintaan dan tanpa pamrih untuk membantu secara spontan pada aktu seorang penduduk desa mengalami kematian atau bencana.Adat untuk membantu ini di Karanganyar di sebut tetulung layat.

Ada suatu perbedaan dalam ketiga aktivitas tersebut, sambatan dilakukan dalam suasa yang tidak spontan, melainkan dalam suasana memperhitungkan jasa dan kompensasi  secara tajam dan berazasguna, guyuban suasana spontan dan persaudaraan antara tetangga dekat sudah mulai tampak.Suasana sponta tanpa pamrih yang paling besar tampak dalam peristiwa telulung layat, pada waktu orang membantu orang lain pada peristiwa adanya kematian dan bencana.


KERJA BAKTI

Dalam zaman penjajahan sistem kerja bakti itu diperkejakan untuk mengerahkan tenaga bagi proyek-proyek pemerintah kolonial. Di daerah Karanganyar  disebut kerigan, sedangkan di tempat-tempat lain di Jawa, ada sebutan-sebutan seperti gugur gunung,rodi,kompenian dan lain-lain.


PENUTUP

Konsep gotong-royong tolong-menolong yang awalnya hanya berwujud sebagai suatu sistem pengerahan tenaga tambahan pada masa-masa dalam proses bercocok tanam, sebagai sistem tolong-menolong antara tetangga dan kerabat,berpesta,peristiwa-peristiwa kematian dan bencana dijadikan satu dengan kerja rodi merupakan sejarah dari tolong-menolong.Di mulai pada waktu Panitia Persiapan Kemerdekaan dalam masa Jepang, mengangkat konsep itu menjadi suatu unsur yang amat penting dalam rangkaian prinsip-prinsip dasar dari negara Indonesia.






APAKAH NILAI GOTONG-ROYONG ITU MENGHAMBAT PEMBANGUNAN?



Dalam sistem nilai budaya orang Indonesia nilai itu mengandung empat konsep:
1.      Manusia itu tidak hidup sendiri di dunia ini tetapi dikelilingi oleh komunitasnya,masyarakat, dan alam sekitarnya.
2.      Dalam segala aspek kehidupan manusia pada hakekatnya tergantung kepada sesamanya.
3.      Manusia harus selalu berusaha untuk sedapat mungkin memelihara hubungan baik dengan sesamanya,terdorong oleh jiwa sama-rata sama-rasa
4.      Selalu berusaha untuk sedapat mungkin bersifat konform, berbuat sama dan bersama dengan sesamanya dalam komunitas terdorong oleh jiwa sama-tinggi sama-rendah.



“Apakah nilai gotong-royong itu enghambat pembangunan?”
Kalau apa yang dimaksud dengan gotong-royong adalah aktivitas-aktivitas tolong-menolong dan sistem tukar-menukar tenaga antara petani dalam produksi bercocok tanam,aktivitas-aktivitas tolong-menolong antara tetangga, ata antara kaum kerabat dalam masyarakat desa kecil, maka sudah tentu kalau gotong-royong tak ada banyak sangkut pautnya dengan pembangunan dan karena itu tidak menghambat pembangunan.



APAKAH ADA NILAI TRADISIONAL YANG BISA MENDORONG PEMBANGUNAN?


Ada beberapa nilai tradisional yang memnag tidak cocok dengan jiwa pembangunan.Misalnya, nilai yang terlampau banyak berorientasi vertikal ke arah tokoh pembesar, atasan dan senior. Nilai itu mematikan beberapa sifat mentalitas tertentu, seperti kemauan untuk berusaha atas kemampuan sendiri,rasa disiplin murni.
Sifat-sifat mental yang tak berdasarkan atas sistem nilai budaya yang tradisional, tetapi yang timbul sebagai akibat kekacauan zaman revolusi dan port-revolusi ialah: hilangnya rasa kepekaan terhadap mutu dan timbulnya “mentalitas menerabas”.
Sifat-sifat mental yang kita perlukan untuk memertinggi kapasitas membangun kita ialah:nilai yang berorientasi terhadap achievement dari karya, nilai yang mementingkan explorasi,sifat hemat dan bersaing.





APAKAH KEBUDAYAAN NASIONAL INDONESIA?



Rumus yang melambangkan aneka warna-warni bangsa kita, yaitu bhinneka tunggal ika, yang artinya bhinna=bentuk partisip-pasif dari akar kata Sansakerta bhid=pecah;ika=itu;tunggal=satu; jadi bhinna ika tunggal ika=terpecah itu satu
Masalah kebudayaan nasional meyangkut masalah kepribadian nasional dan masalah kepribadian nasional itu tidak hanya langsung mengenai identitas kita sebagai bangsa,tetapi juga menyangkut soal tujuan kita bersama untuk hidup sebagai bangsa, menyangkut soal tujuan kita bersama untuk dengan susah payah mengeluarkan tenaga banyak untuk membangun, dan menyangkut soal motivasi kita untuk membangun.

Pengembangan Kebudayaan Nasional Indonesia

1.      Program kampanye dan penerangan besar-besaran agar rakyat Indonesia mulai menghargai barang-barang hasil produksi industri nasionalnya dan berhenti untuk lebih menyukai barang-barang Made in Hongkong, Made in Japan, atau Made in USA.
2.      Usaha lebih serius untuk mengembangkan Hukum Nasional.


Sifat khas suatu kebudayaan  bisa dimanifestasikan dalam beberapa unsur yang terbatas dalam suatu kebudayaan,yaitu dalam bahasanya,dalam keseniannya,dan dalam upacara-upacaranya. Yang perlu di perhatikan dalam mengembangkan Kebudayaan Nasional suatu negra itu  adalah syarat bahwa  agar suatu unsur Kebudayaan Nasional itu bisa memberi identitas kepada warga dari negaranya, maka ia harus bisa menimbulkan rasa bangga kepada mereka, dan sebaliknya, supaya bisa menyebabkan kebanggaan bangsa maka mutunya harus tinggi.



BIDANG-BIDANG KESENIAN MANAKAH MEMBERI ISI KEPADA KEBUDAYAAN NASIONAL?

Kebudayaan Nasional Indonesia itu, harus bisa memberi rasa kepribadian kepada bangsa Indonesia sebagai suatu keseluruhan dan sebagai suatu kesatuan nasional.

Unsur-unsur kebdayaaan yang universal
1.      Sistem teknoloi
2.      Sistem mata pencaharian hidup
3.      Sistem kemasyarakatan
4.      Bahasa
5.      Sistem pengetahuan
6.      Religi
7.      Kesenian


Satu unsur kebudayaan yang dapat menonjolkan sifat khas dan mutu, dan dengan demikian  amat cocok sebagai unsur paling utama dari Kebudayaan Nasional Indonesia yaitu kesenian.Maka masalah mengembangkan Kebudayaan Nasional Indonesia pada hakekatnya memenag terbatas kepada masalah mengembangkan kesenian Nasional Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar